TUBAN infojatim.com - JCW Jatim tidak hanya konsen dalam dunia pemberantasan korupsi saja, tapi tuntutan lain adalah melakukan penilitian sejarah para wali di nusantara ini, giliran yang diteliti ini adalah makamnya mbah Syeh Abdul Jabbar, di Nglirip Tuban Jawa Timur.
Tuban memang terkenal dengan bumi wali, hampir di sudut desa dan kota ada saja makam waliyullah, Prof.Dr.K.M.Muzakkin,M.pdi,MH (Gus Zakky), Ketua Umum JCW (Jatim Corruption Watch) Provinsi Jawa Timur, yang juga pengasuh Pondok Pesantren Khusus Rehabilitasi Sakit Jiwa dan Narkoba"Dzkirussyifa' Asma'berojomusti" di Sekanor, Sendangagung Paciran Lamongan Jawa Timur ini, Mengatakan, " JCW tidak hanya konsen dalam dunia pemberantasan korupsi saja, tapi kali ini sengaja melakukan perjalanan ritual yaitu Ngalap barokah di makam-makam waliyullah, bagi JCW dunia spiritualis itu penting sekali, apalagi jika sudah mampu berkomunikasi dengan dunia ghaib, pasti akan kecanduan, seperti ada orang yang sudah kecanduan rokok, bila tidak merokok rasanya lidah terasa kecut dan sedil.
Dunia spiritualis juga demikian, jika dalam satu minggu saja tidak tabarrukan di makam-makam waliyullah, hati juga terasa gersang dan hampa, nah JCW Jatim akan lakukan itu terus agar tetap di jalan Allah" tuturnya saat ditemui awak media di makam Mbah Sunan Syeh Abdul Jabbar Nglirip Tuban(Senin 26/02/2018).
Selain itu, kata Gus Zakky (Tokoh Spiritualis dunia) yang juga ketua pusat BPAN RI (Badan Penyelamat Aset Negara Republik Indonesia) ini, "Ziarah dipesarean makamnya mbah Syeh Abdul Jabbar ini punya nilai lebih, disamping suasananya tenang, lokasinya diatas bukit, hawanya dingin, secara terawangan bathin cocok dibuat untuk ritual, riyadho, dan ngalap barokah.
Tujuan berziarah adalah mengingatkan kita akan kematian, namun juga bisa mengobati sakit setres, akibat dari kepenatan aktifitas yang setiap hari memikirkan urusan dunia terus-menerus, karena perjalanan ritual ini jelas bernilai ibadah, bisa membaca al-qur'an, kirim do'a, istighosah, tahlil dan dzikir lainya, intinya dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt" Ungkapnya.
Keberadaan makam Syeikh Abdul Jabbar berada di atas bukit Nglirip tepatnya di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban menyimpan banyak sejarah di dalamnya. Selain penyebar agama Islam di kawasan Kecamatan tersebut Mbah Jabbar yang mempunyai nama asli Sumoyudo juga merupakan salah satu panglima perang melawan para penjajah.
Dari cerita yang beredar ditelingga masyarakat, sosok Mbah Jabar orang sekitar menyebutnya adalah salah satu musuh besar para kompeni, hal itu dapat dibuktikan dengan adanya tempat yang bernama Kedungbanteng yang berada di sisi utara sumbermata air Kerawak.
Tempat tersebut merupakan pusat persenjataan dan tempat penyimpanan barang-barang kerajaan. Selain itu tempat tersebut juga bukti bahwa Syeikh Abdul Jabbar menggunakan tempat tersebut sebagai tempat pertapaan sekaligus markas agresi Syekh Abdul Jabbar melawan kompeni Belanda.
"Beliau adalah musuh besar kompeni belanda beliau juga merupakan salah satu buronan kompeni," kata mahmudi juru kunci makam Syeikh Abdul Jabbar kepada awak media.
Selain dikenal sebagai Kekasih Allah (Waliyullah) ia juga merupakan seorang Panglima Perang. Pada saat itu kekalahan pasukan yang dipimpinnya saat melakukan pertempuran dengan pasukan Belanda, membuat ia melarikan diri hingga ke kawasan Jojogan.
Di sinilah ia melakukan aktifitas-aktifitasnya, untuk mengelabuhi pasukan Belanda saat tinggal di Jojogan dengan cerdasnya ia mengganti namanya menjadi Purboyo, jadi disamping dikenal dengan sebutan Syeikh Abdul Jabbar ia juga dikenal sebagai pangeran Purboyo. "Di kawasan
Jojogan, Desa Mulyoagung ia juga dikenal dengan sebutan Pangeran Purboyo, hal itu untuk mengelabuhi tentara Belanda agar tidak mengenalinya," tandasnya.
Selama beberapa tahun tinggal di kawasan tersebut, ia wafat dan dimakamkan di bukit Nglirip Jojogan, tidak hanya itu tanda-tanda kebesaran Allah pun muncul, saat akan dimakamkan jasad syeikh Abdul Jabar mengeluarkan bau harum hingga mengherankan penduduk sekitar.
"Bau harum yang dikeluarkan oleh jasad Syeikh Abdul Jabbar membuat heran para penduduk sekitar bukan hanya itu bau harum yang dikeluarkan tersebut bisa dicium hingga ke luar desa, seperti halnya Desa Tanggir, Tingkis bahkan hingga sampai Kecamatan Senori," pungkas Mahmudi.
suaraJCWnews / Kiki JCW / Partner ARZ Team
Post a Comment