TUBAN infojatim.com - Ngalap berkah di makam waliyullah itu sudah menjadi tradisi bagi sebagian orang di jawa ini, baik itu dilakukan di makam wali songo maupun waliyullah lainya,seperti di makam wali Sayyid Abdurrahman bin Abdullah ini, memang makam ini tdak banyak orang tau,hanya orang tertentu saja yang mengetahuinya, peziarah yang datangpun juga hanya orang-orang tertentu,artinya tidak semua terpanggil untuk meziarahi makam Waliyullah ini.
Dari segi bangunan fisik makam ini sangat sederhana, makam sudah dibuatkan rumah kecil, jadi tidak kehujanan dan kepanasan, disampingnya ada tempat peristirahatan, sebelah kiri makam ada musholla dan halaman parkir, makam Sayyid Abdurrahman lokasinya di tengah kampung, berada di tanah TN/tanah negara,btepatnya di dusun Simo,vdesa Simorejo, kecamatan Widang, kabupaten Tuban, menuju ke lokasi bisa ditempuh lewat kecamatan Widang, kecamatan Babat, kecamatan Maduran, dan kecamatan Laren, karena itu posisinya ada di perbatasan antara wilayah kabupaten Lamongan dan Tuban Jawa timur.
Beberapa cerita yang sudah dihimpun awak media, Sayyid Abdurrahman ini putra Sayyid Abdullah, bila dirunut ke atas akan sampai pada Rosulullah Saw, Sayyid Abdullah ini adalah saudara kandung Mbah Asmoroqondhi yang makamnya berada di desa Gisikharjo kecamatan Palang Kabupaten Tuban, Mbah Asmorowondhi adalah ayah sunan Ampel Raden Rahmat, yang kemudian mempunyai anak yang juga termasuk Wali Songo yaitu Sunan Bonang di Tuban dan Sunan Drajat di Lamongan, bila dirunut lagi berarti Sayyid Abdurrahman yang makamnya di Dusun Simo, desa Simorejo, kabupaten Tuban ini hubungan dengan Mbah Asmoroqondhi adalah keponakan, dengan Sunan Ampel adalah saudara sepupu.
Saat awak media dan peneliti sejarah makam Wali Nusantara konfirmasi ke Pak Pur juru kunci makam tersebut, bahwa makam itu kata Pak Pur, "Makam itu ditemukan gurunya 25 tahun yang lalu, oleh Mbah Mansur dari Sidoarjo, mbah Mansur memang dikenal banyak orang ahli lelaku yang mata bathin dan indera ke enamnya mampu berkomunikasi dengan orang yang sudah meninggal, sebelum beliau wafat sempat memberikan wasiat kepada Pak Pur, agar makam ini di rawat dengan baik", kata Par Pur.
Lanjut Pak Pur, "Saya tidak boleh kemana-mana oleh guru saya,disuruh dirumah saja dan merawat makam waliyullah ini", tuturnya pada awak media dan peneliti sejarah Wali Nusantara ini, kamis 26/10/2017.
Dulu makam ini kalau waktunya banjir tergenang banjir juga, karena posisi tanah sangat rendah, di sekelilingnya ditumbuhi pohon besar dan bambu,bsekarang tanahnya sudah di tinggikan dan kelihatanya pohon dan bambu juga sudah bersih karena ditebang, jadi bila ada peziarah yang datang pasti akan terasa nyaman.
Lain lagi dengan yang diketahui Pak Brahim, ketika beliau ziarah makam wali di Jombang dan Mojokerto, ketemu tukang sapunya makam, tukang sapu itu berkata begini pada Pak Brahim,
"Wah kenapa bapak jauh-jauh kesini,di desa bpk sendiri ada makam waliyullah besar",
Oleh pak Brahim kata-kata itu disimpan dalam hati,diangan-angan sambil ingin membuktikanya.
Menurutnya "Ternyata yang di sampaikan oleh bpk tukang sapu itu benar adanya, buktinya peziarah mulai dari daerah Pasuruan, Jombang, Mojokerto, Madura, bahkan Jakarta juga sudah banyak yang berdatangan dan tau makam ini",ujarnya.
Selain itu kata Mbah Wo, panggilan kamituwo di Dusun Simo, desa Simorejo itu, menurut beliau, "dulu banyak orang yang datang ke pesarean itu dalam rangka sedekah bumi, nyadran, ada yang bakar kemenyan, ada yang ingin sukses dan lancar usahanya, dll, konon sampai-sampai dulu itu ada yang mengatakan itu tempat mencari pesugihan, padahal aslinya adalah makam Waliyullah yang disalah gunakan oleh orang tertentu, setelah makam ini di rawat oleh pak Pur, Alhamdilillah sudah berubah total, rata-rata peziarah yang datang hanya tahlil dan kirim do'a pada ahli kubur, dan setiap tahun acara Haul, oleh masyarakat makam ini dulu orang sini menyebutnya makam Yai Santri, semoga Haul yang akan datang bisa bertambah ramai dan bisa mengundang teman-teman komunitas pecinta wali nusantara dan briker Rapi Lamongan, Tuban dan sekitarnya", harapnya.
Prof.Dr.K.M.Muzakkin,M.pdi,MH.
Kedatanganya ke Pesarean Mbah Sayyid Sulaiman ini pertama adalah melakukan penelitian,agar diketahui siapa sebenarnya mbah Sayyid Abdurrahman ini, bila sudah diketahui silsilah dan karomahnya, maka akan dibukukan, agar bisa dibuat bacaan pecinta ilmu umumnya dan komunitas pecinta wali nusantara pada khususnya.
Kedua, untuk menginventarisir berapa banyak makam waliyullah yang ditemukan mulai dari pelosok desa hingga kota agar diketahui oleh sejarawan dan pemegang kekuasaan di negeri ini, karena selama ini anggaran pemerintah banyak yang di alokasikan hanya ke Wali Songo saja, padahal Wali di Nusantara ini juga jumlahnya juga tidak sedikit, bisa ribuan yang keberadaanya juga sama butuh diperhatikan, baik dari pemerintah maupun masyarakat,
Menurut Pria yang juga pengasuh Pondok Pesantren Rehabilitasi Sakit Jiwa dan Narkoba "Dzikrussyifa' Asma'berojomusti",di Sekanor, Sendangagung, Paciran Lamongan Jawa Timur ini.
Menurutnya "Kita juga harus peduli dan merasa kasihan pada makam waliyullah yang lain, yang selama ini belum tersentuh dan tidak pernah mendapatkan bantuan dari manapun, padahal dimasa hidupnya beliau-beliau ini adalah penyebar agama islam yang seharusnya kita rawat makamnya juga", dari cerita itu sejauh mana kebenaranya, peneliti hanya bisa berkata "Wallahu a'lam" pungkasnya.
Gus Zakky, Arifin SZ Team
Post a Comment