Malang,(infojatim.com) - Sebanyak 450 orang prajurit Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgaspamtas) RI-PNG dari Yonif Mekanis 512/Quratara Yudha antusias mengikuti pembekalan pengetahuan jurnalistik yang disampaikan Wakil Kepala Penerangan Kodam (Wakapendam) V/Brawijaya Letkol Inf Heriyadi bertempat di Aula Makoyonif 512, Jl. Kesatrian No.1 Malang, Rabu (8/3/2017) pagi.
Pembekalan pengetahuan jurnalistik yang dilakukan di Pendam V/Brawijaya tersebut diikuti oleh Perwira Pertama (Pama) , Bintara dan Tamtama yang disiapkan untuk berangkat tugas.
Untuk menjaga citra dan reputasi positif TNI dimata rakyat/dunia dalam dunia media pemberitaan diharapkan setiap prajurit TNI dapat tumbuh naluri sebagai insan penerangan. Diharapkan juga kepada para prajurit agar dapat lebih bijaksana dalam berseluncur di dunia maya. “Think Smart dalam bersosial media,” ujar Wakapendam.
“Kadang kegiatan satuan yang positif lewat begitu saja. Sayang juga kalau gak diketahui publik, makanya kita tumbuhkan naluri dan semangat publikasi,” jelas Letkol Inf Heriyadi didepan ratusan prajurit Satgas yang hadir.
Letkol Heriyadi menjelaskan, dalam menyikapi semakin masifnya berita-berita bohong (hoax) yang dapat menyebabkan perpecahan, membahayakan persatuan dan kesatuan, kebhinneka tunggal ikaan, dan munculnya radikalisme, menurutnya perlu upaya-upaya dari semua prajurit untuk menyikapi media sosial ini dengan pembelajaran, kedewasaan, penuh kehati-hatian.
“Prajurit harus cerdas, pandai memilah dan memilih berita yang positif dan bermanfaat. Tidak boleh terpengaruh oleh berita yang tidak benar. Jangan mudah percaya terhadap berita bohong. Percaya saja kepada komandan satuanmu masing-masing,” tegasnya.
Menurutnya, tantangan tahun 2017 semakin kompleks, salah satunya adalah semakin masifnya penggunaan Sosmed untuk menyebarkan berita hoax.
“Penyebaran informasi dan berita-berita bohong melalui media sosial dapat menyebabkan perpecahan, membahayakan persatuan dan kesatuan. Berita-berita seperti itu juga mengancam kebhinekaan dan semakin kuatnya gerakan radikalisme,” tuturnya.
Ditambahkan Wakapendam, dalam menghadapi era kekinian dimana sangat terbukanya dunia informasi publik, prajurit harus mampu membuka mata, pikiran untuk membangun kesadaran dan menggali potensi agar dapat menjadi prajurit yang up to date.
Namun demikian, lanjutnya, sebagai prajurit harus dapat memahami dan mematuhi aturan bersosial media yang telah ditentukan oleh Dinas Penerangan Angkatan Darat (Dispenad), salah satunya prajurit harus tetap berpedoman pada Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 Wajib TNI, Bertindak sesuai hukum yang berlaku dan menjunjung tinggi Pancasila.
Juga tetap bersikap sopan santun, pikirkan kualitas yang diposting bukan kuantitas serta tetap memberikan citra yang baik dimata masyarakat.
Kegiatan pembekalan pengetahuan jurnalistik ini, selain penuyuluhan dari Wakapendam juga di isi dengan penerangan makalah penulisan berita oleh Tim dari Pendan V/Brawijaya serta Materi Teknik Fotografi yang disampaikan oleh Serka Karnoto.
Dalam materi pembuatan penulisan release, Tim, menjelaskan dalam penulisan berita berupa Press Release, harus mengandung unsur 5W+1H yang merupakan teori dasar dalam sebuah penulisan berita jurnalistik. Sedangkan untuk Teknik Fotografi disampaikan mengenai cara membidik foto yang baik untuk menghasilkan gambar yang memiliki sense of art.
Diakhir kegiatan pengalaman tentang jurnalistik kepada jajaran Yonif 512, Wakapendam berharap setiap prajurit dapat mengambil ilmu yang diberikan dalam pembekalan singkat ini, dan nantinya ilmu tersebut harus diaplikasikan dalam penugasan.
“Hidup itu belajar, bahkan setiap detik saat kita melihat sesuatu itu terjadi sebuah proses pembelajaran. Jadi jangan ragu untuk menggenggam dunia melalui gadget yang kalian miliki,” pungkas Letkol Heriyadi.ARZ
Pembekalan pengetahuan jurnalistik yang dilakukan di Pendam V/Brawijaya tersebut diikuti oleh Perwira Pertama (Pama) , Bintara dan Tamtama yang disiapkan untuk berangkat tugas.
Untuk menjaga citra dan reputasi positif TNI dimata rakyat/dunia dalam dunia media pemberitaan diharapkan setiap prajurit TNI dapat tumbuh naluri sebagai insan penerangan. Diharapkan juga kepada para prajurit agar dapat lebih bijaksana dalam berseluncur di dunia maya. “Think Smart dalam bersosial media,” ujar Wakapendam.
“Kadang kegiatan satuan yang positif lewat begitu saja. Sayang juga kalau gak diketahui publik, makanya kita tumbuhkan naluri dan semangat publikasi,” jelas Letkol Inf Heriyadi didepan ratusan prajurit Satgas yang hadir.
Letkol Heriyadi menjelaskan, dalam menyikapi semakin masifnya berita-berita bohong (hoax) yang dapat menyebabkan perpecahan, membahayakan persatuan dan kesatuan, kebhinneka tunggal ikaan, dan munculnya radikalisme, menurutnya perlu upaya-upaya dari semua prajurit untuk menyikapi media sosial ini dengan pembelajaran, kedewasaan, penuh kehati-hatian.
“Prajurit harus cerdas, pandai memilah dan memilih berita yang positif dan bermanfaat. Tidak boleh terpengaruh oleh berita yang tidak benar. Jangan mudah percaya terhadap berita bohong. Percaya saja kepada komandan satuanmu masing-masing,” tegasnya.
Menurutnya, tantangan tahun 2017 semakin kompleks, salah satunya adalah semakin masifnya penggunaan Sosmed untuk menyebarkan berita hoax.
“Penyebaran informasi dan berita-berita bohong melalui media sosial dapat menyebabkan perpecahan, membahayakan persatuan dan kesatuan. Berita-berita seperti itu juga mengancam kebhinekaan dan semakin kuatnya gerakan radikalisme,” tuturnya.
Ditambahkan Wakapendam, dalam menghadapi era kekinian dimana sangat terbukanya dunia informasi publik, prajurit harus mampu membuka mata, pikiran untuk membangun kesadaran dan menggali potensi agar dapat menjadi prajurit yang up to date.
Namun demikian, lanjutnya, sebagai prajurit harus dapat memahami dan mematuhi aturan bersosial media yang telah ditentukan oleh Dinas Penerangan Angkatan Darat (Dispenad), salah satunya prajurit harus tetap berpedoman pada Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 Wajib TNI, Bertindak sesuai hukum yang berlaku dan menjunjung tinggi Pancasila.
Juga tetap bersikap sopan santun, pikirkan kualitas yang diposting bukan kuantitas serta tetap memberikan citra yang baik dimata masyarakat.
Kegiatan pembekalan pengetahuan jurnalistik ini, selain penuyuluhan dari Wakapendam juga di isi dengan penerangan makalah penulisan berita oleh Tim dari Pendan V/Brawijaya serta Materi Teknik Fotografi yang disampaikan oleh Serka Karnoto.
Dalam materi pembuatan penulisan release, Tim, menjelaskan dalam penulisan berita berupa Press Release, harus mengandung unsur 5W+1H yang merupakan teori dasar dalam sebuah penulisan berita jurnalistik. Sedangkan untuk Teknik Fotografi disampaikan mengenai cara membidik foto yang baik untuk menghasilkan gambar yang memiliki sense of art.
Diakhir kegiatan pengalaman tentang jurnalistik kepada jajaran Yonif 512, Wakapendam berharap setiap prajurit dapat mengambil ilmu yang diberikan dalam pembekalan singkat ini, dan nantinya ilmu tersebut harus diaplikasikan dalam penugasan.
“Hidup itu belajar, bahkan setiap detik saat kita melihat sesuatu itu terjadi sebuah proses pembelajaran. Jadi jangan ragu untuk menggenggam dunia melalui gadget yang kalian miliki,” pungkas Letkol Heriyadi.ARZ
Post a Comment