Nasip malang menimpa Sholihin, Pria kelahiran 07 April 1967 ini, yang rela mengadu nasip ke Negeri tetangga guna menghidupi keluarga tercinta. Sholihin bertempat tinggal di Asem Papak Rt.03 Rw.02 Sidayu Gresik. Sebelum menikah, Sholihin memang sejak muda terbiasa bekerja di Malaysia. Namun setelah menikah, Sholihin memilih mencari kerja serabutan yang dirasa bisa dekat dengan keluarganya. Sholikin memiliki istri benarna Ummu Salma (46), Dengannya Sholihin dikaruniai 3 anak.
Dengan istri tercinta, kurang lebih 24 tahun Sholikin dan Ummu Salma membina keluarga bahagia. Selama kurun waktu tersebut, Anak-anak Solihin pun tumbuh dewasa. Kini ada juga yang sudah menjadi sarjana muda. Melihat Anak sudah pada usia remaja, Sholihin kembali nekat pergi ke Malaysia. Karena mengingat, kebutuhan anak anaknya untuk menjadi sarjana biaya nya semakin mahal biayanya. Lebih lagi bangunan rumah yang belum terselesaikan.
Sebelum berangkat ke Malaysia, Keluarga Sholihin tampak Harmonis dan biasa saja. Ummu salma isrti Sholihin, setiap hari bekerja sebagai guru pengajar Madrasah di Yayasan MI Hidayatul Mubtadiin Dusun Jajar desa Petiyin Tunggal Dukun Gresik. Hanya saja Sholihin pernah mendengar keluh kesah dari sang istri, kalau selama menjadi guru dimadrasah tersebut diketahui, Guru yang benama Sutar itu banyak ditakuti dan dirinya sangat membenci. sebab guru yang benama Sutar di Yayasan tersebut posisinya sangat berpengaruh.
Selama berumah tangga dengan Ummu Salma, Sholihin melarang istrinya untuk ikut Progam suntik KB. Meski beberapa kali terjadi perdebatan antara Sholihin dengan istrinya, tetap progam tersebut dilarang. Hingga mempunyai anak ke tiga Sholihin tetap tidak mengizinkan untuk ikut Progam tersebut. Meski Beberapa kali istrinya memaksa untuk ikut Progam itu, Sholikin tetap menolak. Sebagai Suami, Sholihin ingin menunjukkan tanggung jawabnya yang mana telah diberi Anugrah oleh Allah SWT berupa Anak itu. Padahal Sholihin berjanji, Akan bertanggung jawab sepenuhnya sebagai suami.
Namun Istrinya tetap memaksa dirinya ikut progam yang dilarang oleh suaminya itu. Hal itupun dilakukan tanpa sepengetahuan Sholihin. Suntik KB itu dilakukan Dirumah Mahjub, beliau adalah orang tua mantri Muh Tohron selaku penyuntik KB tersebut yang beralamatkan di Desa Gumeng Kecamatan Bungah, Gresik. Muh Tohron bertugas di Puskesmas Sidayu Gresik. Kejadian ini diketahui oleh Sholihin setelah mendapat laporan dari isrtinya dan juga mantri yang tak lain masih keluarganya sendiri.
Setelah upaya keras suntik KB tetap dilakukan istrinya, Membuat Sholihin beratanya-tanya mengapa hal tersebut dilakukan oleh istrinya. Penyeledikanpun dilakukan oleh Sholihin. Dan akirnya membuat Sholikin harus pulang ke indonesia tanggal 4/6/2015.
Tiba dikampung halaman, Sholihin diam-diam mencari alasan mengapa istrinya nekat melakukan perbuatan tersebut. Tak lama kemudian, Sholihin mendapat informasi dari Adik iparnya yang bernama Khotibul Umam, bahwa Istrinya ada yang mengganggu. Dan Sholihin pun disuruh membuktikan sendiri. "Kak, istri kakak ada yang mengganggu. Benar dan tidaknya, sampeyan buktikan sendiri kak" kata adiknya.
Tidak hanya adiknya, tetangga pun pada melaporkan kejadian tersebut. Siapa saja selama Sholihin tidak ada dirumah, tetangganya slelalu memberikan informasinya bagi setiap orang yang masuk kerumahnya. Mungkin karena melihat nasip Sholihin yang terlonta-lonta mencari Rezeki diluar negeri demi keluarganya. Mengenai kebenaran laporan-laporang tersebut, Sholihin berupaya memastikan kebenaranya. Menjelang tidur, dari Handphone (HP) sang istri, Sholihin menemukan beberapa SMS Dari seorang Guru yang bernama Sutar, yang tak lain adalah Teman Ummu Salma diyayasan tempat mengajar. SMS tersebut berisi ungkapan-ungkapan mesra yang menyebut. Istrinya Sholihin sayang-sayangan.
Mengatahui hal seperti itu, Hati Sholihin hancur berkecamuk kecewa. tetapi Sholihin tetap mencoba tegar. Tidak betah dengan kondisi tersebut, empat hari kemudian Sholihin mendatangi Yayasan MI Hidayatul Mubtadiin Dusun Jajar Desa Petiyin Tunggal Dukun Gresik pada tanggal 8/6/2015. Ingin menayakan kepada Guru Sutar Apa maksut dan tujuanya SMS itu. Sebab istrinya ketika ditanya hanya diam dan tak mau menjelaskan.
Pertama kali orang yang ditemui di Yayasan adalah Mudhofir, Beliau selaku ketua yayasan MI Hidayatul Mubtadiin Dusun Jajar desa Petiyin Tunggal Dukun Gresik. Dihadapan Muhofir, Sholihin mengadu semua kejadian yang dialaminya. Mudhofir menegaskan, kata Sholihin, Bahwa pihaknya akan segera memanggil Sutar dan akan diberikan sanksi. Merasa ditunggu belum ada kepastian, Sholihin mendatangi Yayasan hingga tiga kali pertemuan.
Tiga bulan sudah berjalan, laporan Sholihin yang pernah diadukan, ternyata belum juga ada tanggapan dari pihak Yayasan. Merasa tak ditanggapi, akirnya Sholihin mencari jalan lain, yaitu membuat surat pengaduan dibeberapa istansi yang dianggap menaungi yayasan tersebut. Hingga surat itu dilayangkan ke kepala sekolah MI Hidayatul Mubtadiin Dusun Jajar desa Petiyin Tunggal Dukun Gresik. Kepala Dinas pendidikan (KADIKNAS). Kepala Lemabaga Ma'arif NU Gresik. Serta di arsipkan ke ketua DPRD Gresik dan juga Wakilnya. Departemen Agama (DEPAG). Dewan Pembina.
Pegaduan tersebut, Sholihin berharap kepada istansi yang pernah didatanginya supaya si Guru Sutar diberi sanksi. karena menurut Sholihin, Si Guru Sutar asal Desa Petiyin Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan telah merusak rumah tangga yang sudah 24 tahun dia bina.
Arifin SZ / Yud team
Post a Comment