SURABAYA - Di Jatim, kebudayaan berasal dari hasil cipta rasa dan karsa kelompok-kelompok yang ada di masyarakat. Seperti masyarakat agraris, syukuran dan upacara panen dapat menjadi simbol atau manifestasi rasa syukur mereka.
Bentuk praktik budaya yang berangkat dari ekspresi masyarakat inilah yang orisinal dan khas Jawa Timur. Pandangan ini disampaikan Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo saat menerima kunjungan seniman-seniman yang tergabung dalam Dewan Kesenian Jatim di Ruang Kerja Gubernur, Jalan Pahlawan 110 Surabaya, Selasa (19/01/15).
Menurut Pakde Karwo, di era modern, tidak semua praktik budaya harus diindustrialisasi, untuk menjaga orisinalitasnya. "Kebudayaan jenis ini yang seharusnya digarap oleh Dewan Kesenian Jatim, praktik budaya yang orisinal dan memiliki nilai luhur", ujarnya.
Dalam mengembangkan sebuah budaya di era modernisasi seperti ini pakde mengajak semua pihak tetap mempertahankan kultur dan adat, sehingga jangan terkesan asal-asalan dan meniru budaya Barat. "Budaya harus menjadi simbol adiluhung, keagungan, serta mempunyai filosofi yang kuat", ujarnya.
Ia menambahkan, sebuah budaya harus memiliki nilai yang kuat, sehingga masyarakat mampu menghargai nilai-nilai tersebut. Masuknya liberalisasi mampu merusak tatanan nilai budaya masyarakat Indonesia. "Disinilah pemerintah harus punya filter terhadap liberalisasi itu", ujarnya.
Pakde mencontohkan, budaya ramah, sopan santun dan berterimakasih mampu menjadi ciri khas masyarakat Indonesia. Ke depan ia berharap kebudayaan Jatim dapat dikenal di dunia internasional. "Saya terinspirasi oleh Francis Fukuyama yang pernah bilang bila suatu bangsa ingin maju dan makmur, bangun dulu budayanya", ujarnya.
Sementara itu, Taufik Monyong, Ketua Dewan Kesenian Jatim, menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan para seniman ini adalah menyampaikan hasil pencapaian dan evaluasi kegiatan Dewan Kesenian Jatim sepanjang Tahun 2015. Selain itu para seniman turut menyampaikan aspirasi dan saran terkait dengan masalah seni dan budaya di Jatim.
Menurutnya, pada Tahun 2015, Dewan Kesenian Jatim telah menyelenggarakan 43 kegiatan. Hal ini mendapat apresiasi yang baik dari pemerintah kab/kota di Jatim yang meminta Dewan Kesenian Jatim untuk mengembangkan budaya di daerah-daerah.
Menurut Pakde Karwo, di era modern, tidak semua praktik budaya harus diindustrialisasi, untuk menjaga orisinalitasnya. "Kebudayaan jenis ini yang seharusnya digarap oleh Dewan Kesenian Jatim, praktik budaya yang orisinal dan memiliki nilai luhur", ujarnya.
Dalam mengembangkan sebuah budaya di era modernisasi seperti ini pakde mengajak semua pihak tetap mempertahankan kultur dan adat, sehingga jangan terkesan asal-asalan dan meniru budaya Barat. "Budaya harus menjadi simbol adiluhung, keagungan, serta mempunyai filosofi yang kuat", ujarnya.
Ia menambahkan, sebuah budaya harus memiliki nilai yang kuat, sehingga masyarakat mampu menghargai nilai-nilai tersebut. Masuknya liberalisasi mampu merusak tatanan nilai budaya masyarakat Indonesia. "Disinilah pemerintah harus punya filter terhadap liberalisasi itu", ujarnya.
Pakde mencontohkan, budaya ramah, sopan santun dan berterimakasih mampu menjadi ciri khas masyarakat Indonesia. Ke depan ia berharap kebudayaan Jatim dapat dikenal di dunia internasional. "Saya terinspirasi oleh Francis Fukuyama yang pernah bilang bila suatu bangsa ingin maju dan makmur, bangun dulu budayanya", ujarnya.
Sementara itu, Taufik Monyong, Ketua Dewan Kesenian Jatim, menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan para seniman ini adalah menyampaikan hasil pencapaian dan evaluasi kegiatan Dewan Kesenian Jatim sepanjang Tahun 2015. Selain itu para seniman turut menyampaikan aspirasi dan saran terkait dengan masalah seni dan budaya di Jatim.
Menurutnya, pada Tahun 2015, Dewan Kesenian Jatim telah menyelenggarakan 43 kegiatan. Hal ini mendapat apresiasi yang baik dari pemerintah kab/kota di Jatim yang meminta Dewan Kesenian Jatim untuk mengembangkan budaya di daerah-daerah.
Namun, upaya ini bukannya tanpa hambatan. Terkadang mereka terbentur oleh peraturan dan kebijakan masing-masing daerah. Selain itu, masih banyak seniman yang tidak tahu bagaimana cara mendaftarkan karyanya ke dalam Hak Kekayaan Intelektual.
Tahun ini, Dewan Kesenian Jatim akan mengadakan beberapa kegiatan, diantaranya East Java Roadshow, dimana mereka akan berkeliling daerah membawa beberapa delegasi. Selain itu, tahun ini mereka akan mengirim beberapa seniman dari Madura untuk mengikuti festival budaya di Adelaide, Australia. "Kami mohon dukungan dan doa dari Pak Gubernur", ujarnya.
Tahun ini, Dewan Kesenian Jatim akan mengadakan beberapa kegiatan, diantaranya East Java Roadshow, dimana mereka akan berkeliling daerah membawa beberapa delegasi. Selain itu, tahun ini mereka akan mengirim beberapa seniman dari Madura untuk mengikuti festival budaya di Adelaide, Australia. "Kami mohon dukungan dan doa dari Pak Gubernur", ujarnya.
Sumber : ( Humas Jatim )
Post a Comment