SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo mempersiapkan prospektur kerjasama Jatim dengan Amerika Serikat (AS). Persiapan prospektus tersebut dalam rangka menyambut kunjungan Delegasi Perdagangan AS yang dipimpin Dubes AS bulan Maret mendatang. Hal tersebut disampaikannya saat menerima Konjen AS untuk Surabaya Mrs. Heather Variava di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (14/01/15).
Ia mengatakan, Pemprov Jatim akan menyusun tim kecil dalam pembuatan prospektus kerjasama sebelum Delegasi Perdagangan AS datang. Berbagai peluang kerjasama dipersiapkan dalam prospektus baik dalam bidang investasi, ekonomi, pendidikan khususnya vocational, kesehatan.
"Sebelum delegasi hadir akan dibuat tim kecil mengenai peluang prioritas yang menjadi investasi bagi AS. Sasaran untuk menghitung investasi di sini betul-betul menjanjikan, maka prospektus ini dibuat. Agar saat ke Jatim terdapat gambaran peluang investasi dan kerjasama. Ada link dan match," kata Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim.
Menurutnya, salah satu bentuk investasi yang bisa ditawarkan melalui prospektus yakni pembangunan smelter. Pembangunan smelter atau pabrik pemurnian dan pengolahan bahan baku.
Ia mengatakan, Pemprov Jatim akan menyusun tim kecil dalam pembuatan prospektus kerjasama sebelum Delegasi Perdagangan AS datang. Berbagai peluang kerjasama dipersiapkan dalam prospektus baik dalam bidang investasi, ekonomi, pendidikan khususnya vocational, kesehatan.
"Sebelum delegasi hadir akan dibuat tim kecil mengenai peluang prioritas yang menjadi investasi bagi AS. Sasaran untuk menghitung investasi di sini betul-betul menjanjikan, maka prospektus ini dibuat. Agar saat ke Jatim terdapat gambaran peluang investasi dan kerjasama. Ada link dan match," kata Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim.
Menurutnya, salah satu bentuk investasi yang bisa ditawarkan melalui prospektus yakni pembangunan smelter. Pembangunan smelter atau pabrik pemurnian dan pengolahan bahan baku.
Dalam perkembangan ekonomi global atau pasar bebas, investasi pembangunan smelter di Jatim dinilai menjadi lebih efisien untuk bisa masuk ke Pasar Asia. "Mengambil posisi di pasar bebas, lebih efisien investasi di Jatim masuk Pasar Asia, dibanding impor barang dari AS dibawa ke Indonesia dan Asia," jelasnya.
Dikatakannya, membangun smelter di Jatim merupakan peluang investasi penting sehingga pihaknya akan memberikan kemudahan dalam berinvestasi melalui empat jaminan pemerintah seperti lahan, pembangkit listrik, kemudahan perizinan, serta penyediaan buruh.
Nantinya, lanjut dia, diharapkan pembangunan ini dapat memberikan efek domino terhadap kinerja industri dalam negeri, khususnya di Jatim. Lebih lanjut disampaikannya, prospektus kerjasama di bidang pendidikan dengan AS bisa dilakukan pada sektor pendidikan vocational baik klasikal maupun balai latihan kerja.
Dikatakannya, membangun smelter di Jatim merupakan peluang investasi penting sehingga pihaknya akan memberikan kemudahan dalam berinvestasi melalui empat jaminan pemerintah seperti lahan, pembangkit listrik, kemudahan perizinan, serta penyediaan buruh.
Nantinya, lanjut dia, diharapkan pembangunan ini dapat memberikan efek domino terhadap kinerja industri dalam negeri, khususnya di Jatim. Lebih lanjut disampaikannya, prospektus kerjasama di bidang pendidikan dengan AS bisa dilakukan pada sektor pendidikan vocational baik klasikal maupun balai latihan kerja.
Mengenai pengembangan SDM, Pemprov Jatim pun berfokus pada pendidikan vocational. Hingga saat ini perbandingan rasio sekolah SMA 35 persen dan SMK 65 persen. Targetnya perbandingan jumlah SMK dan SMA bisa mencapai 70 : 30. "Ini sebagai upaya melakukan restrukturisasi pendidikan. Untuk itu, kerjasama pendidikan vocational dengan AS menjadi langkah yang penting untuk dilakukan," ujarnya.
Dijelaskannya, dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), hal utama yang harus dipersiapkan adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) yang bisa diperoleh saat pendidikan vokasional yakni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dengan begitu, akan tercipta SDM yang siap untuk bekerja.
Pada kesempatan itu, Pakde Karwo juga menyampaikan kondisi perekonomian di Jatim. Hingga triwulan III Tahun 2015, pertumbuhan ekonomi Jatim mencapai 5,44 persen di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya mencapai 4,73 persen. Sedangkan untuk gini ratio paling rendah di Jawa yakni mencapai 0,37.
"Kondisi inilah yang dinamakan pertumbuhan inklusif, Jatim mengalami pertumbuhan ekonomi yang baik, namun kesenjangan (disparitas) yang tertuang dalam gini ratio rendah. Salah satu penunjang perekonomian di Jatim yang menjadi prioritas pembangunan yakni Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)," tuturnya.
Berdasarkan data Pusdatin, untuk perdagangan dengan negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, hampir semua mengalami surplus kecuali dengan Negara Singapura. Sebagai contoh dengan Malaysia, perdagangan Jatim mengalami surplus 112,58 juta Dollar AS.
Dijelaskannya, dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), hal utama yang harus dipersiapkan adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) yang bisa diperoleh saat pendidikan vokasional yakni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dengan begitu, akan tercipta SDM yang siap untuk bekerja.
Pada kesempatan itu, Pakde Karwo juga menyampaikan kondisi perekonomian di Jatim. Hingga triwulan III Tahun 2015, pertumbuhan ekonomi Jatim mencapai 5,44 persen di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya mencapai 4,73 persen. Sedangkan untuk gini ratio paling rendah di Jawa yakni mencapai 0,37.
"Kondisi inilah yang dinamakan pertumbuhan inklusif, Jatim mengalami pertumbuhan ekonomi yang baik, namun kesenjangan (disparitas) yang tertuang dalam gini ratio rendah. Salah satu penunjang perekonomian di Jatim yang menjadi prioritas pembangunan yakni Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)," tuturnya.
Berdasarkan data Pusdatin, untuk perdagangan dengan negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, hampir semua mengalami surplus kecuali dengan Negara Singapura. Sebagai contoh dengan Malaysia, perdagangan Jatim mengalami surplus 112,58 juta Dollar AS.
Selain itu, dukungan infrastruktur ekonomi juga terus dilakukan dengan pembangunan dan pengembangan infrastruktur baik jalur darat (jalan arteri/tol, rel kereta api), jalur udara (bandar udara internasional dan domestik), jalur laut (pelabuhan baik internasional, domestik, dan alur pelayaran barat Surabaya).
Sementara itu, Konjen AS Mrs. Heather Variava mengatakan, rencananya bulan Maret mendatang delegasi perdagangan AS akan berkunjung ke Jatim. Delegasi dipimpin oleh Dubes AS di Indonesia. Delegasi ini ingin bertemu dengan pimpinan Jatim, serta berdiskusi mengenai potensi perdagangan dan investasi di Jatim.
Menurutnya, Jatim memiliki perekonomian yang sangat kuat, tenaga kerja yang baik. Perekonomian Jatim merupakan salah satu perekonomian yang besar dan kuat di Indonesia.
Harapannya, Jatim menjadi provinsi yang kuat, sehat dengan perekonomian yang kuat, hidup dengan baik. Kalau Jatim damai dan prospek, akan baik untuk Indonesia. "Sukses untuk Indonesia dan Jatim," harapnya.
Sumber : ( Humas Jatim )
Post a Comment