MALANG - Presiden RI ke-6 Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ingin menjadikan Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang menjadikan menjadi Universitas kelas dunia.
Ia akan berupaya untuk memajukan universitas ini tidak hanya menjadi universitas berkelas dunia, tetapi menjadi pusat pendidikan islam di Indonesia dan dunia.
Hal tersebut disampaikan saat Peresmian Gedung Pascasarjana Universitas Islam Negeri Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang dengan mengabadikan namanya Gedung Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono di Kampus 2 UIN Jl. Ir. Soekarno Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Selasa (13/10).
SBY mengatakan, tekad ini merupakan sebuah tanggung jawabnya guna mewujudkan tekadnya yakni diawali dengan pemberian kuliah umum dengan tema Indonesia, Dunia dan Peran Konstruktif Islam.
Dalam paparannya, SBY menjelaskan peran dan kontribusi islam dalam membangun dunia yang lebih baik dilakukan dengan mengatasi dan mengurangi kekerasan dan peperangan termasuk konflik antar dan intra agama utamanya di Timur Tengah dan Afrika Utara, ikut menjaga keseimbangan antara penduduk dan daya dukung kehidupannya, aktif berjuang untuk keluar dari kemiskinan, transformasi gaya hidup yang ramah lingkungan dan konservasi sumber kehidupan, serta mengembangkan inovasi teknologi yang menjadikan peradaban unggul.
Lebih lanjut disampaikan, peran dan kontribusi islam menuju Indonesia yang maju dan sejahtera dapat dilakukan dengan ikut menyukseskan transformasi besar bangsa, membangun mindset dan perilaku yang hemat dan sumber kehidupan, menyukseskan trilogi pembangunan abad 21, menjadi dan memberikan contoh yang baik bagi umat beragama lain di Indonesia.
Selain itu, juga dapat membangun kehidupan bangsa yang politiknya stabil, demokrasinya berkualitas, ekonominya tumbuh berkeadilan hukum dan keadilannya tegak, negaranya aman, masyarakatnya religious, rukun dan toleran.
Hal tersebut disampaikan saat Peresmian Gedung Pascasarjana Universitas Islam Negeri Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang dengan mengabadikan namanya Gedung Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono di Kampus 2 UIN Jl. Ir. Soekarno Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Selasa (13/10).
SBY mengatakan, tekad ini merupakan sebuah tanggung jawabnya guna mewujudkan tekadnya yakni diawali dengan pemberian kuliah umum dengan tema Indonesia, Dunia dan Peran Konstruktif Islam.
Dalam paparannya, SBY menjelaskan peran dan kontribusi islam dalam membangun dunia yang lebih baik dilakukan dengan mengatasi dan mengurangi kekerasan dan peperangan termasuk konflik antar dan intra agama utamanya di Timur Tengah dan Afrika Utara, ikut menjaga keseimbangan antara penduduk dan daya dukung kehidupannya, aktif berjuang untuk keluar dari kemiskinan, transformasi gaya hidup yang ramah lingkungan dan konservasi sumber kehidupan, serta mengembangkan inovasi teknologi yang menjadikan peradaban unggul.
Lebih lanjut disampaikan, peran dan kontribusi islam menuju Indonesia yang maju dan sejahtera dapat dilakukan dengan ikut menyukseskan transformasi besar bangsa, membangun mindset dan perilaku yang hemat dan sumber kehidupan, menyukseskan trilogi pembangunan abad 21, menjadi dan memberikan contoh yang baik bagi umat beragama lain di Indonesia.
Selain itu, juga dapat membangun kehidupan bangsa yang politiknya stabil, demokrasinya berkualitas, ekonominya tumbuh berkeadilan hukum dan keadilannya tegak, negaranya aman, masyarakatnya religious, rukun dan toleran.
Toleransi menjadi satu hal yang terpenting bukan menjadi kelemahan, tetapi kekuatan dan pendidikan yang tertinggi.
"Islam harus terus berjuang untuk mendapatkan kedamaian, keadilan dan kesejahteraan dengan cara yang damai, cerdas dan bermartabat," pinta Presiden RI ke-6 itu.
Dalam kesempatan itu, SBY juga menyampaikan 5 isu besar global beserta solusi mengatasinya. Sebut saja, isu global mengenai kemiskinan, ketertinggalan dan ketidakadilan yang bersifat global.
"Islam harus terus berjuang untuk mendapatkan kedamaian, keadilan dan kesejahteraan dengan cara yang damai, cerdas dan bermartabat," pinta Presiden RI ke-6 itu.
Dalam kesempatan itu, SBY juga menyampaikan 5 isu besar global beserta solusi mengatasinya. Sebut saja, isu global mengenai kemiskinan, ketertinggalan dan ketidakadilan yang bersifat global.
Dalam isu tersebut, satu dari tujuh orang di dunia mengalami kemiskinan dan kelaparan, kesenjangan antar negara tinggi. Dampaknya kemiskinan menyuburkan kebencian dan kekerasan.
Untuk mengatasi isu tersebut, SBY menyampaikan solusi dengan mengimplementasikan sustainable development agenda (SDA), negara maju membantu negara miskin dengan fairness, negara miskin melakukan transformasi disertai good society dan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Di akhir paparannya, SBY berharap agar UIN Malang menjadi universitas islam berkualitas dunia, mendidik dan menyiapkan calon pemimpin dan tokoh islam yang berkarakter, arif, cerdas, dan berkontribusi bagi negara dan dunia. Selain itu, UIN Malang harus mampu menyatukan nilai keislaman, keindonesiaan, dan keduniaan.
Untuk mengatasi isu tersebut, SBY menyampaikan solusi dengan mengimplementasikan sustainable development agenda (SDA), negara maju membantu negara miskin dengan fairness, negara miskin melakukan transformasi disertai good society dan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Di akhir paparannya, SBY berharap agar UIN Malang menjadi universitas islam berkualitas dunia, mendidik dan menyiapkan calon pemimpin dan tokoh islam yang berkarakter, arif, cerdas, dan berkontribusi bagi negara dan dunia. Selain itu, UIN Malang harus mampu menyatukan nilai keislaman, keindonesiaan, dan keduniaan.
Seusai Kuliah Umum, Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo mengapresiasi pemaparan yang disampaikan Presiden RI ke-6 SBY. Dalam penerapan ilmu pengetahuan, harus disertai dengan basis spiritual. Pendidikan harus diperkuat dengan pembentukan akhlak yang kuat.
"Negara yang maju, kebudayaannya baik, teknologi baik. Syarat untuk menjadi negara maju adalah ilmu pengetahuan dan spiritualitas. Akhlak bagian dari spiritualitas. Ilmu pengetahuan dan teknologi," kata Pakde Karwo sapaan lekatnya.
Kedatangan SBY didampingi oleh istri Ny. Hj. Ani Yudhoyono, Pakde dan Bude Karwo, Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh, Mantan Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Mantan Sekretaris Kabinet Dipo Alam.
Sumber : Humas Jateng
Post a Comment