SURABAYA -Gubernur Jawa TimurH Soekarwo secara resmi membuka Workshop Nasional di Grand City, Kamis (8/10).
Pada acara yang mengusung tema "Perkuatan Sektor Industri Manufaktur/Prosessing di Indonesia", gubernur menyatakanoptimistis ekonomi Jatim terus tumbuh meski perekonomian global dan nasional sedang melambat.
"Kita ketahui bersama kondisi ekonomi makro di tingkat global dan nasional saat ini mengalami perlambatan. Tapi, itu tidak bolehmembuat kita terhanyut, harus tetap optimistis bahwa ekonomi Jatim terus membaik dan tumbuh," kata Pakde Karwo dihadapan peserta workshop dari seluruh Indonesia.
Pada Semester I/2015, Pakde menjelaskan Pemerintah Provinsi berhasil menstimulus pertumbuhan ekonomi Jatim di angka 5,22persen atau masih lebih tinggi dari pertumbuhan nasional yang hanya mampu berhenti di angka 4,71 persen.
Sementara perekonomian Jawa Timur diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlakumencapai Rp 821 triliun, artinya angka ini menyumbang 14,67 persen dari PDB nasional. Bila dibandingkan dengan PDRB sejak2010 maka dapat disimpulkan mengalami peningkatan cukup baik.
Bahkan, pertumbuhan perekonomian Jawa Timur pada triwulan II/2015 mencapai 5,25 persen. Angka tersebut merupakanpertumbuhan tertinggi jika dibandingkan dengan Jawa Tengah, Jawa Barat serta DKI Jakarta.
Sehingga pertumbuhanperekonomian di Jawa Timur masih aman dan tidak terpengaruh dengan kondisi perekonomian secara nasional maupuninternasional yang belummenggembirakan.
Terkait paket ekonomi ketiga yang telah dikeluarkan pemerintah, Pakde mengungkapkan Jawa Timur tengah menjalankankebijakan sesuai dengan kewenangan pemerintah daerah yang disebut sebagai penguatan aspek ekonomi utama.
Diantara langkah langkahnya, yakni meningkatkan produksi UMKM dan usaha besar, sistem pembiayaan kompetitif dan pemasaran. "Inibagian dari usaha mendukung paket ekonomi yang dikeluarkan pemerintah," tandasnya.
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution yang juga berkesempatan membuka acara menyatakan bahwa paketekonomi yang selama ini dikeluarkan oleh pemerintah semestinya didukung penuh oleh stabilitas nilai tukar rupiah.
Hal inikarena memang perlu sinergitas antara paket ekonomi dan stabilitas kurs untuk membuat perekonomian Indonesia menjadilebih baik.
"Sebetulnya ini semua (paket ekonomi, red) akan bisa mulai terlihat kalau kurs di nilai yang sebenarnya. Paket-paket kebijakandan stabilitas rupiah itu saling ketemu. Tidak bisa kalau satu saja yang jalan.Rupiah harus berada pada nilai yang sebenarnyadan itu harus dipertahankan," terangnya.
Memang, menurut Darmin, angka nilai tukar rupiah saat ini tidak dalam posisi yang pas. Meskipun, dalam beberapa hari terakhirtrennya sedang menguat. "Kurs yang sekarang ini belum nilai yang sebenarnya. Ini masih nilai spekulasi. Ya, APBN kita kan untuktahun 2016 bilangnya Rp 13.900. Mungkin tahun ini ya di Rp 13.500 an lah. Kalau itu bisa dipertahankan, dengan deregulasi danpaket-paket kebijakan ini akan saling ketemu," tandasnya.
Sumber : Pemprov Jatim
Post a Comment