SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo memperkuat kerjasama dengan Australia khususnya Australia Barat dan Canberra. Rencananya, perkuatan tersebut dilakukan melalui kunjungan kerja ke Australia pada Bulan November mendatang.
Hal tersebut disampaikannya saat menerima Duta Besar Australia untuk Indonesia Mr. Paul Grigson di Ruang Kerja Gubernur Kantor Gubernur Jatim Jl. Pahlawan No. 110 Surabaya, Rabu (30/9).
Ia mengatakan, Jatim memiliki kerjasama sister province dengan Australia Barat sejak tahun 1990. Pemprov Jatim berencana untuk melakukan penandatangan Re-Affirmation Agreement dengan Premier Collin Barnett pada pertengahan November ini di Perth.
"Kegiatan kerjasama yang telah berjalan sangat baik dan berkelanjutan adalah peningkatan pelayanan anak berkebutuhan khusus termasuk pendidikan inklusi," ujar Pakde Karwo sapaan lekatnya.
Dijelaskan, untuk kunjungan ke Canberra, pihaknya akan menghadiri event pameran kebudayaan dan beberapa pertemuan business to business guna memperkuat kerjasama ekonomi, kebudayaan, perdagangan, investasi.
Menurutnya, Jatim sebagai provinsi berbasis industri dan menjadi hub Indonesia bagian Timur. Jatim dengan segala keunggulannya didukung dengan iklim usaha yang kondusif merupakan pilihan utama untuk berinvestasi.. "Jatim jangan hanya dipandang sebagai provinsi, tetapi sebagai hub logistik dan connetivity Indonesia bagian Timur," tegasnya.
Berdasarkan data, nilai ekspor Jatim ke Australia fluktuatif dengan tren pertumbuhan rata-rata 7,61 persen, share terhadap total ekspor Jatim rata-rata 3,16 persen. Komoditas non migas utama ekspor dari Jatim ke Australia adalah pengolahan kayu, makanan dan minuman, pulp dan kertas produk farmasi, plastik, besi baja, mesin-mesin dan otomotif, tekstil, alat-alat listrik, kulit, barang kulit dan sepatu/alas kaki, pengolahan aluminium.
Untuk nilai impor non migas Jatim dari Australia dalam kurun waktu 2010-2015 juga fluktuatif dengan tren pertumbuhan rata-rata 4,18 persen, serta share terhadap total impor Jatim rata-rata 4,02 persen.
Komoditi non migas dari Australia adalah produk pertanian, pertambangn, gas alam, kimia dasar, pupuk, pengolahan alumunium, besi, baja, mesin-mesin dan otomotif, pakan ternak, makanan dan minuman, pengolahan tembaga, timah.
Lebih lanjut disampaikannya, investasi Australia tahun 1970 s.d. semester I tahun 2015 sebanyak 57 proyek, dengan total nilai US$ 854.950,07 ribu, dengan jumlah tenaga kerja terserap sebanyak 3.270 orang.
Dipaparkannya, dalam investasi, Jatim memiliki kondisi politik, sosial, ekonomi yang stabil, aman dan kondusif. Selain itu, Pemprov Jatim memberikan empat government guarantee berupa perijinan investasi yang disederhanakan dan dipercepat melalui one stop service / Pelayanan Perijinan Terpadu (P2T), lahan untuk industri, kualitas buruh yang bisa diajak dialog dan tidak anarkhi, serta ketersediaan power plant.
Sementara itu, Dubes Australia untuk Indonesia Mr. Paul Grigson mengatakan, pihaknya ingin memperkuat hubungan bilateral antara kedua pihak utamanya dalam hubungan bisnis. Beberapa investasi Australia telah dilakukan kepada Pemerintah Indonesia seperti pelayanan kesehatan dan animas (Battle of Surabaya).
Di bidang pendidikan, terdapat berbagai kesempatan yang cukup luas untuk dikembangkan kerjasama. Banyak mahasiswa Australia yang belajar di Surabaya. (Humas Setdaprov. Jatim/Gd/Irawan).
Post a Comment