GRESIK-Tak sampai lima menit setelah pembacaan doa. Hasil pertanian yang dibentuk menjadi gunungan setinggi 3,5 meter dengan diameter 3 meter tersebut ludes direbut warga. Warga seakan tak peduli akan bahaya saat menaiki ketinggian gunungan. Mereka sangat antusias meraih puncak gunungan meski hanya berupa untaian padi. Kemeriahan ini terjadi saat acara sedekah bumi Desa Kedanyang pada Sabtu, (5/9/2015).
Acara yang dihadiri oleh Bupati dan Wakil Bupati Gresik, Sambari-Qosim dihelat halaman Pendopo Kantor Desa Kedanyang, Kecamatan Kebomas Gresik. Tampak ribuan warga desa Kedanyang dan sekitarnya turut hadir menjadi saksi kemeriahan acara sedekah bumi yang diselengarakan setahun sekali ini. Selain warga setempat, tradisi tahunan ini juga dihadiri Muspida serta tokoh masyarakat Gresik serta Pejabat Pemkab Gresik.
Menurut Kades Kedanyang, Almuah rebutan gunungan yang berupa hasil pertanian ini merupakan tradisi. Puncak gunungan yang berupa padi ini sebenarnya hanya simbolis yang berarti kemakmuran. "Selama ini hasil pertanian warga Kedanyang sangat menggembirakan. Benih, pupuk dan obat-obatan tersedia dengan cukup serta hasil panen melimpah melebihi target. Jadi sedekah bumi ini mengandung makna syukuran atas kesejahteraan masyarakat Desa Kedanyang" ujarnya.
Selain makna syukur, sedekah bumi ini merupakan simbol persatuan dan kebersamaan masyarakat. "Biaya sedekah bumi ini tidak sedikit. Kami menganggarkan sekitar limapuluh juta yang dikumpulkan dari partisipasi masyarakat. Belum lagi biaya hantaran yang dinamakan ambeng. Kalau dihitung bisa mencapai ratusan juta. Tanpa kerukunan dan partisipasi, niscaya upacara ini tak bisa dilaksanakan" jelas Almuah bangga.
Tentang rebutan puncak gunungan berupa untaian padi, Yasin (55) tokoh masyarakat setempat mengatakan, beberapa warga meyakini padi pada gunungan ini akan memberikan rejeki. Biasanya warga yang memperoleh padi tersebut akan menjadikan bibit dengan mencampurkan pada bibit padi untuk ditanam pada musim tanam berikutnya."Kami memaklumi karena keyakinan ini sudah ada sejak jaman dulu" ungkapnya.
Sementara Bupati dan Wakil Bupati Gresik yang tampil bareng saat memberikan sambutan meminta agar seluruh masyarakat desa kedanyang tetap rukun, bersatu dan selalu mengedepankan gotong royong. Pada kesempatan itu Sambari Qosim juga mohon pamit, karena sebentar lagi akan mengakhiri masa bakti. "Kami menyampaikan terima kasih kepada seluruh mayarakat desa Kedanyang yang telah membantu kami dalam melaksanakan pembangunan" katanya.
Sambari juga menginformasikan, bahwa pada tanggal 22 September tahun 2015 akan meresmikan stadion Gelora Joko Samudro tahap I. "Kami menyadari memang pembangunan stadion tersebut belum sempurna, karena masih dalam tahap kesatu dengan anggaran Rp. 280 miliar. Tentu masih ada tahap selanjutnya yang natinya akan menyusul untuk penyelesaian penyempurnaan" ujar Sambari yang didampingi Qosim wakilnya. Arz tim
Post a Comment